CONTOH KALIMAT SUGESTI
berikut ini kalimat sugesti di setiap bagian :
A. RELAKSASI
Untuk membantu relaksasi lebih maksimal, dengarkanlah alunan musik berirama slow (instrumentalia).
Dan berikan
sugesti seperti ini:
“Kita mulai pelatihan ini dengan duduk yang rileks, napas diatur dengan lembut…setiap tarikan dan hembusan napas visualisasikan bahwa itu membuat anda lebih rileks.”
“ Suara musik ini nembuat anda lebih tenang…”
“Perhatian Anda hanya tertuju pada suara saya, dan alunan musik ini membawa anda masuk dalam kondisi mengantuk…”
‘saya perintahkan anda untuk menutup mata.”
Setelah peserta mulai mengikiti
sugesti, saya memerintahkan untuk menutup mata, berikan kalimat
sugesti:
“Masuki alam tidur yang lebih dalam…..lebih dalam lagi, lebih rileks dan makin dalam….Mata tetap ditutup, jangan dibuka sebelum saya perintah untuk membukanya.”
Ulangi kalimat
sugesti itu, jika peserta mulai
terhipnotis, menunjukan gejala:
•
Mata mulai barat lalu menutup.
• Terjadi relaksasi pada bagian sendi, ditandai mulai kehilangan keseimbangan posisi duduk.
• Kepala mulai miring (tidak lagi tegak).
• Kaki yang semula rapat mulai terbuka.
Catatan: Lakukan relaksasi selama 10-15 menit. Jika peserta pelatihan menunjukan adanya tiga tanda tersebut diatas, berarti ia tipe mudah menerima
sugesti ia memiliki kemampuan konsentrasi dan dapat menerima sugesti pada sesi pelatihan berikutnya.
B. VISUALISASI
Pada tahap berikutnya, kami akan mengajak peserta untuk belajar menggunakan imajinasinya. Cara yang termudah, kami menyuruh mereka menjulurkan kedua tangannya ke depan setinggi bahu dengan posisi telapak tangan menengadah ke atas dan tangan kiri ke bawah.
Setelah itu kami beri perintah untuk memejamkan mata, dan beberapa saat kemudian memberikan
sugesti:
Bayangkan bahwa di tangan Anda saat ini saya letakkan bandul seberat 1 kilo, sedangkan di tangan kiri Anda saya ikat dengan balon yang menarik tangan Anda ke atas. Bayangkan bandul dan balon itu pun benar-benar ada…”
Visulasisasi ini sebagai cara menyeleksi siapa di antara peserta pelatihan itu yang memiliki kemampuan menerima
sugesti. Artinya, siapa yang kedua tangannya lebih cepat bergerak (ke atas kebawah), atau siapa yang rentang tangan kanan dan kirinya yang paling jauh, itulah calon “korban” yang mudah menerima
sugesti, sehingga dapat digunakan untuk
hipnotis panggung.
C. POST HYPNOSIS
Post hipnosis atau yang biasa disebut “Post Hypnos” dapat diartikan
hipnotis susulan, yaitu sugesti yang akan dilakukan justru setelah seseorang terlepas dari keadaan
terhipnotis (pejam mata). Pada umumnya subyek target yang pertama kali belajar menerima sugesti hanya mampu tersugesti saat “matanya tertutup” saja. Tapi kadang-kadang ada yang mampu menerima
sugesti di saat dia sudah membuka matanya. Contoh memberikan
sugestinya:
Bayangkan saat ini kedua tangan anda saya lilitkan seutas tali. Ketika saya mulai menghitung “satu” “dua” “tiga” dan seterusnya, maka tali itu melilit lebih keras.
Ketika mulai menghitung bilangan, “satu” “dua” “tiga” dan seterusnya, lihatlah …. Di antara peserta ada yang menunjukkan gejala seperti orang terlilit-lilit tali yang ditandai setiap kali menghitung “satu” “dua” dan seterusnya itu, tangannya makin
mengeras dan mengeras, itulah peserta yang mudah menerima perintah (sugesti).
Pada tahap ini berikan sugesti:
“Pada saat anda membuka mata nanti, lilitan tali ini justru makin kuat dan anda tidak mampu membukanya. Semakin anda berusaha untuk membukannya, lilitan itu malah makin kuat dan makin kuat.”
Catatan: Subyek target yang memiliki kemampuan menerima sugesti maksimal, ketika sudah membuka mata, ia tetap tidak mampu membuka tangannya. Ini disebut sugesti susulan (Post Hypnos). Sedangkan subyek target yang tidak maksimal, sugestinya dapat lepas sehingga ia mampu membuka tangannya. Untuk menampulkan hipnotis panggung (hiburan) subyek target yang gagal menerima sugesti susulan ini, disuruh minggir dulu....
Trimakasih atas pengalaman nya
BalasHapusCara yg mudah kali bagi pemula ada bg
BalasHapusCara yg mudah kali bagi pemula ada bg
BalasHapus